Pertukaran dagang Perdagangan Nanban

Carrack Portugis di Nagasaki, lukisan abad ke-17.

Segera setelah kontak pertama tahun 1543, kapal-kapal Portugis mulai berdatangan di Jepun. Pada waktu itu, sudah ada pertukaran perdagangan antara Portugal dan Goa (dimulai sekitar 1515), yang terdiri 3 sampai 4 kapal carrack yang meninggalkan Lisboa bermuatan perak untuk membeli kapas dan rempah-rempah di India. Diantaranya, hanya satu carrack yang melanjutkan ke Cina untuk membeli sutra, yang juga ditukar dengan perak Portugis.

Dengan demikian, muatan kapal-kapal Portugis pertama (biasanya setiap tahun sekitar 4 kapal yang berukuran lebih kecil) tiba di Jepun hampir seluruhnya terdiri dari barang-barang Cina (sutera, porselen). Orang Jepun sangat mengharapkan barang-barang tersebut, tetapi telah dilarang untuk mengadakan kontak dengan Cina oleh maharaja Cina, sebagai hukuman atas serangan bajak laut wakō. Oleh kerana itu, orang Portugis kemudian menemukan kesempatan untuk bertindak sebagai perantara dalam perdagangan di Asia.

Sejak terjadinya akuisisi Makau pada 1557, serta diakuinya mereka secara resmi sebagai mitra perdagangan Cina, Kerajaan Portugis mulai meregulasi perdagangan ke Jepun dengan menjual kepada penawar tertinggi kepemimpinan kapal dagang (capitaincy) tahunan ke Jepun, yang berefek diberikannya hak eksklusif pada sebuah carrack untuk menuju Jepun setiap tahunnya. Carrack adalah kapal yang sangat besar, biasanya berukuran antara 1.000 dan 1.500 ton, yaitu sekitar dua atau tiga kali lipat ukuran galiung biasa atau jung besar.

Perdagangan tersebut berlanjut dengan hanya sedikit saja gangguan sampai 1638, yaitu ketika ia kemudian dilarang dengan alasan kapal-kapal tersebut menyelundupkan pendeta-pendeta ke Jepun.

Perdagangan Portugis secara progresif semakin banyak mendapatkan tantangan dari para penyelundup jung Cina, kapal segel merah Jepun (kira-kira sejak 1592, yaitu sekitar sepuluh kapal per tahun), kapal-kapal Spanyol (dari Manila kira-kira sejak 1600, sekitar satu kapal per tahun), Belanda (sejak 1609), dan Inggris (sejak 1613, sekitar satu kapal per tahun).